PERJUANGAN
ANAK PEDALAMAN
Di sebuah desa kecil di daerah pebatasan
indonesi-malaysia lahir seorang anak yang bercita-cita menjadi seorang dokter
yang bernama rudi, dia lahir dari keluarga kurang mampu, orang tuanya hanyalah
seorang pentani.
Sejak kecil dia bercita-cita menjadi dokter, tetapi
kempatan dia mengejar cita-citanya itu sangat kecil, karena dia tinggal di
daerah pedalaman dan tidak memiliki biaya untuk sekolah. dia adalah anak yang
pintar dan giat belajar, saking pintarnya dia selalu mendapat juara 1 di
sekolahnya dan selalau mendapat bantuan dari pemerintah agar bisa bersekolah,
sekarang dia duduk di bangku SMA, sekarang dia sudah kelas xii jurusan IPA dan
sebentar lagi lulus.
Jarak dari rumahnya ke sekolah sangat lah jauh
sekitar 5 km, setiap harinya dia pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, jam
4:30 pagi dia sudah berangkat kesekolah, sepulang sekolah dia selalu membantu
orang tuanaya di sawah dan malam harinya dia belajar, dia tidak pernah mengeluh
kepada keadaannya yang seperti itu dan kepada orang tuanya bahkan dia bangga
kepada orang tuanaya karena orang tuanya masih bisa menafkahi hidup mereka
walau pun tidak pernah memberinya uang untuk jajan.
Tibalah hari pembagian amplop, seperti biasa dia
pergi ke sekolah pagi sekali,tapi kali ini dia pergi bersama orang tuanya. Pada
saat semua amplop telah di bagikan dan ayahnya pun membuka amplop tersebut di
depan rudi, dengan tangan yang gemetar dan jantung yang berdegub kencang, dalam
hati rudi berkata “apakah aku lulus”, ternyata rudi lulus bahkan dia mendapat
nilai tertinggi di sekolahnya dan sekabupaten, dia sangat senang tetapi di sisi
lain dia bersedih karean tidak ada biaya untuk kuliah dan mengejar
cita-citanaya.
semua teman-temanya melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi dia hanaya dapat bersedih dan merenung mendengarkan teman-temanya
merencanakan untuk kuliah, salah satu temannya bertanya kepadanya “kamu kuliah
di mana” dia hanaya tersenyum dan menjawab “aku nggak kuliah, aku mau kerja
dulu”, temanya bertanaya lagi “kenapa” dia menjawab lagi “aku nggak punya biaya untuk kuliah”
sejenak mata rudi berkaca-kaca seperti mau menagis.
Suatu hari rudi berpamitan kepada kedua orangtuanya
dia ingin merantau ke kota untuk bekerja dan mencari biaya untuk kuliah, kedua
orang tuanya menangis tanpa henti karena tidak mau di tinggalkan oleh anak
mereka satu-satunya, rudi pun sebenarnya tidak ingin meninggalkan orang
tuanaya, namun apa daya keadaan memaksanya agar bisa mengejar cita-citanya.
Sesampainya di kota, dia mencari pekerjaan dengan
bermodalkan ijazah SMAnya dia melamar pekerjaan di salah satu perusahaan ternama
di kota itu,dan dia langsung di terima di perusahaan itu, di sana dia menjadi
Office Boy (OB), dia sangat bersyukur karean bisa bekerja.
Setelah satu tahun bekerja, rudi berhasil
mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya.
Hari rudi mendaftar di sebuah universitas yaitu universitas gajah mada
(UGM), dan dia memilih jurusan kedokteran, karena iya ingin mengejar
cita-citanya, disana dia mendapat biaya siswa dari pihak kampus karena dia
termasuk 10 mahasiswa yang memiliki nilai ijazah tertinggi, biaya siswa 1
semester geratis kuliah, dia sangat bersyukur dan merasa sangat gembira karena
mendapat biaya siswa tersebut.
Hari ini hari pertama dia kuliah dan hari pertama
ospek untuk seluruh mahasiswa baru di sana,di sana dia sudah mendapatkan banyak
teman. dia menjalani ospek dengan penuh kesabaran dan tidak sekalipun mengeluh
tidak seperti teman-temannya yang lain yang selalu membangkang kepada
seniornya. Seiring berjalannya waktu,ospek akhirnya selesai sekarang seluruh
mahasiswa baru merasa lega begitupun dirinya.
Sekarang di tidak tinggal di kos karena tudak mampu
membayah kos dan akhirnya dia tinggal di sebuah mesjid yang dekat dengan
kampusnya, di mesjid itu dia menjadi marbot mesjid dan dia selalu mendapat upah
setiap seminggu sekali itupun hanya cukup untuk dia makan selama seminggu.
Akhirnya 1 semester sudah habis masa dan biaya
siswanya juga berakhir, sekarang dia sedang bingung untuk membayar biaya
kuliahnya untuk semester berikutnya, tetapi tanpa dia duga dia mendapat biaya
siswa lagi untuk 2 semester karena dia adalah salah satu mahasiswa paling
berpresatasi di kampus dan di bidangnya.
Seperti hari-hari biasa dia menjalani hidupnya
dengan kuliah dan mengurus mesjid yang dia tinggali sekarang.
Pada suatu hari salah satu dosennya sholat di mesjid
itu dan melihat rudi sedang menyapu di mesjid itu, dosen itu pun menyapa rudi
dan bertanya pada rudi.
Desen ;
rudi kamu tinggal di mana
Rudi ;saya
tinggal di sini pak
Dosen ;serius
kamu, masak kamu tinggal di mesjid
Rudi ;saya
serius pak
Dosen ;kenapa
kamu tinggal di sini, kenapa nggak ngekos aja
Rudi ;nggak
pak, saya ngak mampu bayar uang kos
Dosen ;bagai
mana kalau kamu tinggal sama saya aja, kebetulan saya tinggal sendiri dan di
rumah saya ada 1 kamar kosong
Rudi ;nggak
pak, nanti ngerepotin bapak
Dosen ;ngak,
ngerepotin kok
Rudi ;serius
pak
Dosen ;iya,
saya serius, sekarang kemasi semua barang-barang kamu, kita langsung kerumah
saya
Rudi ;iya
iya pak tunggu sebentar ya pak
dengan rasa senang rudi pun mulai mengemasi semua
barang-barangnya dan langsung menuju mobil dosennya itu, di perjalanan pulang
kerumah dosen itu mereka mengobrol.
Dosen :rud
keluarga kamu sekarang ada di mana
Rudi ;sekarang
orang tua saya ada di kampung pak. Kalau keluargga bapak sekarang di mana
Dosen ;keluarga
saya sekarang juga ada di kampung, apa pekerjaan orang tua kamu
Rudi ;orang
tua saya petani pak, apakah bapak sering pulang kampung
Dosen ;oooh,
yaaaa sebulan sekali lah itupun kalau ada libur, kamu
Rudi ;kalau
saya belumpernah pulang kampung
Dosen ;kenapa
Rudi ;karena
kampung saya jauh dan masih belum punya biaya untuk pilang
Dosen ;emangnya
kampung kamu di mana
Rudi ;kampung
saya di daerah perbatasan negara kita pak
Dosen ;ooh,
pernah nggak kamu kasih kabar orang tua kamu
Rudi ;pernah,
itupun baru sekali
Tidak terasa akhirnya sampailah di rumah dosen
tersebut, dosen itu berkata
Dosen ;sekarang
kita sudah sampai
Rudi ;oo
iya
Rudi pun turun dari mobil bersama dosen tersebut dan
langsung masuh kerumah yang tidak terlalu terlalu besah, sederhana lah untuk
rumah-rumah di kota
Dosen itu pun mengantar rudi ke kamar yang kosong
itu, kamarnya berdebu karena tidak terlalu di uruskan, dosen menyuruh rudi
membersihkan kamar itu
Dosen ;rud
bersihkan dulu kamarnya ya, saya mau mandi dulu
Rudi ;iya
pak
Setelah setengahjam berlalu rudi pun selesai
membersihkan kamar itu dan dia pun langsung mandi karena wajahnya berdebu,
setelah mandi dia pun langsung tidur.
Keesokan harinya rudi bangun pagi dan langsung membuat
sarapan pagi untuk dosennya dan dirinya, setelah itu dia beres-beres rumah dan
membersihkan halaman rumah yang di penuhi dedaunan kering. Kebetulan hari itu
dia masuk siang, setelah bersih-bersih dia langsung mandi dan belajar, setelah
3 jam dia mandi lagi dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus, dia pergi ke
kampus dengan berjalan kaki selama 20 menit berjalan sampailah dia di kampus
dan mengikuti pelajran seperti biasa, kegiatan seperti itu di lakukannya hampir
setiap hari sampai akhirnya dia menyelelesaikan kuliahnya.
Hari ini dia pulang ke kampung halamannya,
sesampainya dia di kampung halamannnya itu di lihatnya kampung halamannnya
tidak jau berbeda pada saat di tinggalkan dahulu.
Setibanaya dia di rumah orang tuanya dia mengetuk
pintu rumahnya lalu terdengar seseorang sedang berjalan di dalam rumahnya dan
membukakan pintu, ternyata orang itu adalah ibunya sendiri, ibunya pun terkejut
dan menangis sambil memeluk rudi, ibunya bertanaya kepada rudi
Ibu;kamu kemana saja
Rudi;saya mengejar cita-cita saya bu, sekarang saya
sudah menjadi doktor bu
Ibu;alhamdulillah
Sekarang ridi pulang ke kota dan membawa semua
anggota keluarganya untuk tinggal di kota karena sekarang dia bekerja di salah
satu rumah sakit di kota.
Merekapun hidup bahagia dan tentram di rumah baru
mereka yang ada di kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar